Selasa, 29 November 2011

Basa Krama Langkah Pertama Unggah Ungguh

Penggagas-penggagas semakin tua

mereka yang banyak ilmunya

makin lama makin termakan usia

yang muda entah mau atau tidak

menimba ilmu dari para sesepuh mereka

mungkinkah akan hilang dari peradaban

jika tiada penerusnya





penggagas-penggagas itu kebanyakan

adalah sastrawan

sastrawan yang bergerak dibidang seni dan bahasa,

tapi bukankah yang seharusnya menjadi penggagas itu

adalah guru

yang setiap harinya bertemu dengannya

yang setiap harinya memberi wejangan padanya

yang dapat menamkan tentang sifat itu padanya



sifat warisan leluhur yang sangat filosofis

akan terbentuk padanya

jika sudah sejak dini

dibiasakan dan diajarkan padanya



sastrawan hanya bisa membantu

jika hasil sastranya diminatinya

gurulah yang dapat membentuknya

memiliki sifat itu

sifat orang jawa njawani

yang saat ini hampir hilang

bahkan di kalangan masyarakat jawa sendiri





*maksud puisi di atas adalah isi hatiku yang sangat ingin menangis melihat apa yang terjadi pada kebiasaan masyarakat Jawa sekarang yang kebanyakan sudah tidak memiliki rasa saling menghormati. Lihat saja sekarang seorang anak keturunan suku jawa saja saat bercakapan dengan orang yang lebih tua banyak yang tidak menggunakan basa krama. Jika basa krama tidak di praktikan dalam kehidupan sehari-hari, dan hanya ada dalam teori mata pelajaran Bahasa Jawa saja, maka basa krama hanyalah simbol. Tahukah anda dengan menggunakan basa krama anda akan dihargai oleh orang lain (suku jawa). Dengan basa krama kita akan dapat menghargai derajat orang lain yang kita ajak bicara (unggah) dan menempatkan diri kita (ungguh) sebagaimana mestinya. Maaf jika ada salah kata, saya sebagai orang awam juga menerima kritik dan saran untuk memperbaiki.Terima kasih.





#ponggjeajarjawa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar